“Kebutuhan gurami di Yogya saat ini 4 ton per malam. Hampir 75% masih didatangkan dari Tulung Agung. Uang yang berputar sekitar 100 juta perhari. Begitu juga di pembibitan, pasokannya kurang terus. Kita masih mengandalkan dari Purwokerto, sebab Yogya baru bisa menghasilkan bibit sendiri sekitar 50% saja. Jadi, ceruk pasar dari bisnis gurami sangat besar,” ujar Among Kurnia Ebo, Direktur PerMina (Perhimpunan Masyarakat Perikanan Nusantara) di PusdikLat PerMina Jalan Gurami Raya No 2 Jambidan, Banguntapan BantuL Yogyakarta.
Fenomena ini menujukkan bahwa gurami adalah potensi bisnis yang luar biasa di tengah banyaknya orang kebingungan hendak berinvestasi di bidang apa. Sebagai bagian dari matarantai bisnis kuliner, gurami menjadi lahan bisnis yang sangat menarik dan prospektif untuk diterjuni.
Oleh karenanya, untuk menangkap peluang tersebut PerMina akan menggelar Diklat Budidaya Gurami Teknik Guba di Lahan Sempit Berbasis Probiotik pada Minggu 24 Oktober 2010 di Kampung Gurami Jambidan, Bantul. Dengan pembicara Budi Suyoto (pembudidaya gurami dan tokoh perikanan Bantul), Usman Wiwied (pelaku trading gurami antar pulau), Among Kurnia EBo (konsultan Teknik Guba) dan Gosis Siswanto (pemasar dan pengembang gurami Albino).
“Bahkan dengan metode tertentu kita bisa panen tiap bulan dengan beberapa kolam saja. Kita bisa punya ATM satu atau dua juta rupiah sebulan hanya dari kolam-kolam kecil. Jadi, sangat efisien sekali,” jelas Among seraya mengatakan bahwa beaya diklat di PerMina hanya Rp 200 ribu dan peserta sudah mendapatkan kartu ID PerMina yang bermanfaat untuk hubungan jaringan gurami secara nasional, makalah, sertifikat, makan, dan juga konsultasi gratis seumur hidup.
Pendaftaran lewat hotline (0274) 9357800 atau ke www.diklatpermina.com.
Teknik Guba memang berbeda dengan sistem konvensional yang selama ini dilakukan para petani tradisional yang kebanyakan mengolamkan ikan dengan ala kadarnya. “Dengan sistem Guba kita akan mencetak petani berwawasan modern dengan aplikasi probiotik sehingga budidaya gurami terasa makin mudah, praktis, sederhana, minim resiko, namun keuntungannya berlipat ganda. Semuanya akan dikupas tuntas termasuk jaringan pemasarannya. Peserta diklat juga akan diberikan pendampingan atau konsultasi gratis seumur hidup,” jelas mantan wartawan Jawa Pos Group ini meyakinkan.
Dijelaskannya, bahwa keuntungan lain metode ini adalah budidaya gurami bisa dilakukan di lahan-lahan sempit di pojok pekarangan dan dengan modal terbatas.
0 komentar:
Posting Komentar
AYO! Berikan pendapat anda tentang artikel di atas..
pilih icon dan masukan kode icon diatas untuk menampilkan icon pada komentar.