Dolar menguat, harga emas terpuruk

JAKARTA: Harga emas terpangkas hingga terburuk sepekan dipicu apresiasi dolar hingga terkuat 2 bulan terhadap euro, serta kekhawatiran permintaan dari China melambat.


Kekhawatiran akan melambatnya permintaan emas dari China seiring rencana Shanghai Futures Exchange untuk menaikkan margin untuk emas, tembaga dan aluminium terhitung sejak penutupan pasar pada 29 November 2010 untuk membatasi spekulasi dan meredam inflasi.

Harga emas merosot lebih dari 1% di akhir minggu setelah dolar AS berlanjut menuju level terkuatnya selama 2 bulan terhadap euro akibat kekhawatiran menyebarnya krisis utang Irlandia ke wilayah-wilayah Eropa lainnya.

Analis Valbury Asia Futures Rekhmen mengatakan meski harga emas turun, peran emas sebagai aset lebih aman (safe haven) masih dapat menghambat koreksinya lebih jauh pada pekan lalu. Meningkatnya ketidakpastian di Eropa, setelah sejumlah media di wilayah Eropa memberitakan desakan dana talangan atau bailout kepada Portugal, yang pada akhirnya pihak Portugal dan Jerman membantah berita tersebut.

Harga  emas  untuk pengiriman segera pada akhir pekan turun hingga ke level US$1.351,27 per ounce  meskipun  terhitung  masih  menguat  untuk  penutupan mingguannya dibandingkan dengan minggu sebelumnya, serta sekaligus menghentikan tekanan 2 minggu bertutur-turut sebelumnya.

Untuk kontrak pengiriman Februari harga emas turun 0,8% menjadi US$1.364,30 per ounce di Comex New York, penurunan terbesar sejak 16 November. Harga sudah menanjak 24% tahun ini dan sempat menyentuh rekor US$1.424,30 pada 9 November.

“Harga emas akan memperoleh momentum tekanan jual kembali jika proses bantuan ke Irlandia selesai. Diproyeksikan minggu ini tekanan emas akan menembus ke bawah areal US$1.350 per ounce,” kata Rekhmen dalam hasil risetnya yang diterima Bisnis, hari ini.

Sumber : bisnis.com